"Jalan hidup itu ada dua, kalau enggak jalan Allah ya jalan setan. Jadi kalau tidak berada di jalan Allah, ya berarti sedang di jalan setan. Gak ada yang namanya jalan abu-abu"-Bu Ratih, Dosen Teknik Informatika ITS
Quote tersebut saya dengar dari
Kajian Muslimah hari jumat kemarin yang diadakan oleh KMI, Keluarga Muslim Informatika yang merupakan nama LDJ di kampus saya. Sungguh bikin ngajleb hati saya. Di jalan manakah saya berada sekarang? Jalan memiliki satu ujung ke ujung yang lain, dan kita memulainya dari tengah, jarak antar kedua ujung sama. Jika kita sedang berada di jalan Allah, berarti kita maju ke jalan yang terang, sedangkan jika berada di jalan setan, maka kita sesungguhnya mundur ke belakang menuju jalan kegelapan. Sikap kita yang tidak istiqomah dalam menjalankan Islam bisa mengakibatkan kita berada di posisi stagnan atau bahkan menuju ke jalan kegelapan. Kalian mau pilih jalan yang mana?
"Anda semua orang Islam bukan? Sudah katam terjemahan alquran? alquran dibaca, tapi tidak dimengerti berarti kita tidak memahami pedoman hidup kita sendiri. Coba sebutkan nama sahabat-sahabat Rasul kecuali Khulafaurrasyidin?"-Bu Ratih, Dosen Teknik Informatika ITS
Pertanyaan dan pernyataan yang bikin ngajleb untuk kedua kalinya. Sudah seberapa dalamkah saya mengenal Islam, agama saya sendiri? Kadang (atau sering) saya terlalu terlena dengan kehidupan saat ini. Terlalu fokus dengan tugas-tugas kuliah. Yang dibaca hanya buku novel dan buku teks kuliah. Buku tentang Islam jarang saya baca, padahal kalau mau tinggal pinjam saja. Di Mushola kampus koleksinya tambah banyak, teman-teman juga banyak yang punya. Mulai sekarang, mari kita tambah ilmu tentang Islam dan menerapkannya agar bisa menjadi muslim yang sebenarnya, bukan karena keturunan. Mari instropeksi kembali diri kita. Semangat!! :)
Komentar
Posting Komentar