Langsung ke konten utama

Sandi itu Bernama Hangul

안녕하세여.
할로 트만-트만. 수다 라마 사야 티닦 퍼스팅 디 블럭 이니. 깔리 이니 사야 스디낕 믄즐라스깐 튼탕 바하사 꺼레아. 슬라맡 믐바차.

Sudah sekitar empat bulan saya mengikuti les bahasa Korea di KBA UMM Malang. Jadi kemampuan bahasa korea saya lumayanlah, paling enggak bisa baca dan bisa tanya-tanya yang sederhana kalau mau tanya harga atau tersesat di sana nanti. Sampai saat ini, saya sedang belajar tenses korea yang ternyata banyak sekali (25 tenses)

Seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Korea juga memiliki kata serapan. contohnya saja kata television yang dalam B. Korea diserap menjadi 텔르비전 (tellebijon). Kata serapan ini disebut dengan Euro Talk. Ada lagi kata soda menjadi 사이다 (saida). Kalau kita (atau saya) baru pertama kali mendengar mungkin sedikit lucu karena rada "mekso". Tapi mungkin orang barat kalau denger kata serapan kita juga gini ya rasanya.

Saat belajar B. Korea di awal-awal, kalau mau baca hangul itu biasanya terbata-terbata. Kemungkinan ada beberapa alasan, salah satunya adalah membaca dan menulis kata yang tidak tahu artinya. Kata 선생님 (sonsaengnim: guru), cara cepat baca dan tulis hangul adalah berlatih dengan tulisan hangul dan arti B. Indonesia. Jadi kalau pendapat saya, hangul ini bisa dijadikan sandi. Hanya orang yang bisa baca hangul dan akses ke google translate yang bisa baca sandi ini. Sama kayak kalau di pramuka, ada namanya sandi rumput dan sandi kotak. Hanya yang hapal atau yang punya buku saku pramuka yang bisa membacanya.

Jadi, dengan memiliki kemampuan berbahasa korea, saya menguasai sandi baru dan bahasa baru. Kalau untuk sandi, orang Korea bisa baca tapi tidak tahu artinya. orang Indonesia (awam) tidak bisa baca, tetapi seharusnya tahu artinya. Untuk fungsi bahasa, ya tentu saja supaya bisa berkomunikasi dengan orang korea.

슬르사이. 마앞깐 퍼스팅안 사야 양 른듬 이니. 운툮 츠리타 알라산 사야 블라잘 바하사 이니, 뭉낀 아깐 사야 츠리타깐 디 퍼스팅안 양 라인.

Nb. Silakan coba pecahkan sandinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[ Kenapa? Series 01] Kenapa rambut ahjumma di korea mayoritas keriting?

Ahjumma (hangeul: 아줌마) adalah panggilan tante atau bibi dalam bahasa korea. Arti sebenarnya adalah wanita yang menikah. Jadi walaupun masih umur 20, kalau udah nikah, bisa dipanggil ahjumma. Kalau sudah dipanggil ahjumma tuh rasanya sudah berasa tua. Kalian-kalian yang sering nonton drama korea mungkin tahu panggilan ini. Sejak saya datang di Korea dan melihat sekeliling, banyak sekali orang tua di sini. Apalagi kata temen korea saya, Busan sudah disebut kota tua. Gara-gara anak mudanya pada ke Seoul semua. Bagaimana penampakan orang tua, khusunya ahjumma di sini? penampakannya kayak gambar di bawah. Gambar ini merupakan gambaran ahjumma pada tahun 1988. Tahun 2016 pun style rambutnya ternyata tidak berubah, yaitu pendek dan dikeriting. Kenapa? *Gambaran Ahjumma di Korea* source: google  Setelah saya bertanya kepada beberapa narasumber, ada beberapa jawaban yang didapat. Yang pertama menunjukkan kalau dia itu sudah tua dan patut dihormati. Dan seperti emak-emak di Indone...

Dari Komik hingga Pengembangan Diri, Inilah Bacaaan Saya Dari Waktu ke Waktu

Kalau ditanya orang apakah hobi saya, biasanya saya jawab olahraga, nonton drama, dan membaca buku. Yang tetap konsisten dari kecil sampai sekarang adalah membaca. Olahraga sebenarnya oke-oke saja kalau diajak tapi motivasi diri semakin menurut sejak menginjak bangku kuliah. Sedangkan nonton drama baru diseriusi saat bangku kuliah dimana akses internet melimpah.  Setelah saya merenung sambil goler-goler di kasur serta dipicu dengan selesai mendengarkan podcast Raditya Dika tentang komik, saya ingin menelusuri bacaan apa saja yang saya konsumsi yang turut serta membentuk pribadi saya. Dimulai dari jaman TK sampai saat ini.  Masa Kecil Ingatan pertama saya tentang buku adalah komik Dragon Ball yang komiknya masih saya simpan sampai sekarang. Seingat saya, saya rewel pengen dibelikan komik padahal saat itu saya belum bisa baca. Akhirnya setelah dibelikan ya minta tolong dibacakan sambil memperhatikan gambarnya yang bagus. Kejadian ini terjadi saat saya masih TK. Dragon Ball menga...

Jepang, Finally...

Tiga tahun yang lalu, demi memenuhi kelengkapan data, untuk pertama kalinya saya mbolang sendirian ke luar kota. Kota tersebut adalah blitar. Tujuan saya adalah mengumpulkan data dan foto-foto di museum bung karno untuk PKM tim saya yaitu APIUS. Dari situ saya mulai merencanakan rute perjalanan, transportasi yang digunakan, dan lain-lain. Namanya juga pertama kali, saya pasti was-was. Sempat nyasar juga dan harus bertanya sana-sini saat berencana untuk pulang. Mbolang berikutnya adalah di Chengdu, China. Kalo dulu ke luar kota sendiri, ini ke luar negeri sendiri, kota yang baru saja didengar, dan tanpa kenalan di sana. Cerita lengkap bisa dilihat di sini dan sini. Dari situ saya belajar mengatur perjalanan, dari transportasi, penginapan, tempat tujuan, dan biaya yang dikeluarkan. Tepat di hari kemerdekaan tahun ini, alhamdulillah saya mbolang lagi, dan lagi-lagi sendirian, ke negara impian sejak kecil, yaitu Jepang. Tepatnya saya mbolang ke Kyoto dan Osaka. Banyak cerita yang ...