Semua orang tahu, mesin pencari nomer 1 di dunia adalah Google. Pertama kali didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin. Mereka memiliki proyek riset untuk program Ph.D mereka di Universitas Stanford. Ide pertama dua founders ini adalah bagaimana menentukan peringkat suatu situs di antara berjuta-juta halaman web yang ada di dunia maya. Teknologi tesebut sekarang terkenal dengan nama PageRank. Berawal dari satu ide tersebut, Google berkembang, berkembang, dan berkembang terus hingga mencapai ranah otomotif dengan Google Self Driving Car. Namun, sayap mereka ternyata tidak berkembang lebar di China dan Korea Selatan.
Apa yang menyebabkan Google gagal menguasai China dan Korea Selatan? Alasannya karena dua negara tersebut memiliki mesin pencari yang lebih mereka andalkan daripada Google, yaitu Baidu di China dan Naver di Korea Selatan. Saya tidak akan membahas perbedaannya secara teknis, tetapi lebih ke pendapat dan pengalaman pribadi setelah saya menggunakan kedua mesin pencari tersebut. Untuk alasan teknik, pembaca bisa membaca di artikel ini.
Pertama-tama saya akan membahas Baidu. Perjalanan tiga hari saya di China amat terbantu dengan situs ini. Seperti yang diketahui, segala pelayanan dari Google tidak bisa diakses dari China. Ini adalah bentuk proteksi pemerintah China untuk menyaring informasi dari luar, program ini disebut The Golden Shield Project atau lebih dikenal dengan nama The Great Firewall. Dari satu alasan itu saja sudah terlihat jelas mengapa Google tidak bisa menguasai China. Mesin pencari lain seperti Yahoo juga tidak dapat menandingi kepopuleran Baidu. Baidu menawarkan konten lokal yang lebih update dan terpercaya. Hal itu saya lihat dari rute bus dan kereta di dalam negeri. Baidu Maps menawarkan rute yang lebih baik dan cepat. Itulah pengalaman saya dalam menggunakan Baidu.
Bagaimana dengan Naver-nya Korea Selatan? Sebagai pendatang yang tinggal 1,5 tahun di sini, saya bisa katakan naver itu dapat empat jempol tangan. Walaupun Google masih bisa diakses bebas disini, tetap saja orang Korea hampir selalu menggunakan Naver untuk mencari segala informasi. Menurut saya, konten lokal di Naver jauh lebih kaya dibanding Google. Mungkin disebabkan situs korea memiliki proteksi sehingga Google tidak bisa meng-index situs tersebut.
Saya akan berikan contoh keunggulan Naver dibandingkan Google. Saya akan menggunakan rekomendasi rute lagi sebagai perbandingan karena fitur ini adalah fitur yang paling sering saya gunakan di naver. Saya ingin mencari rute perjalanan dari Busan Station ke Pusan National University menggunakan huruf hangeul. Keduanya menampilkan hasil yang jauh berbeda. Di Google Maps, saya hanya mendapatkan dua rekomendasi rute perjalanan mengunakan transportasi umum. Saya tidak mendapatkan rekomendasi untuk kendaraan pribadi, sepeda, ataupun jalan kaki. Sedangkan Naver memberikan informasi yang lebih dari saya butuhkan. Tersedia informasi rute rekomendasi dari kendaraan pribadi, kendaraan umum, sepeda, dan jalan kaki. Pada rekomendasi kendaraan pribadi, Naver memberikan informasi perkiraan harga yang dibayar apabila menggunakan taksi dan perkiraan harga BBM apabila menggunakan kendaraan pribadi. Setiap petunjuk memiliki gambaran seperti Google Street View dan Live CCTV apabila di jalan tersebut terdapat CCTV. Naver juga memberikan informasi harga total kendaraan umum yang dinaiki untuk ke tempat tujuan. Lengkap sekali bukan?
Itu hanyalah satu dari sekian banyak keunggulan Naver. Fasilitas lainnya diantaranya adalah Naver Translate. Banyak kata-kata atau kalimat bahasa korea yang tidak dapat dikenali di Google Translate. Di Naver Translate juga disediakan contoh kalimat penggunaan kata tersebut. Berasa promosi Naver yak. hehehe
Kedua situs sama seperti Google, diawali dengan penemuan algoritma pencarian atau pengindeksan situs untuk mesin pencarian mereka. Dari satu point, mereka berkembang ke pelayanan-pelayanan yang lain dan fokus dan fokus ke konten lokal.
Bagaimana dengan Indonesia? Untuk saat ini, semua aspek masih dikuasai oleh Google dan anak-anaknya. Bahkan blogger yang saya gunakan ini juga milik Google(atau Alphabet sebagai pemilik sebenarnya). Sepengetahuan saya, karena saya juga jarang buka situs Indonesia, Kaskus memiliki potensi besar untuk berkembang lagi. Tapi poin yang paling penting adalah menemukan algoritma pencarian yang bisa mengindeks situs-situs Indonesia dengan baik. Semoga ada inisiator yang mengawali langkah ini. Yang tahu Indonesia adalah bangsa Indonesia sendiri bukan?
Apa yang menyebabkan Google gagal menguasai China dan Korea Selatan? Alasannya karena dua negara tersebut memiliki mesin pencari yang lebih mereka andalkan daripada Google, yaitu Baidu di China dan Naver di Korea Selatan. Saya tidak akan membahas perbedaannya secara teknis, tetapi lebih ke pendapat dan pengalaman pribadi setelah saya menggunakan kedua mesin pencari tersebut. Untuk alasan teknik, pembaca bisa membaca di artikel ini.
Pertama-tama saya akan membahas Baidu. Perjalanan tiga hari saya di China amat terbantu dengan situs ini. Seperti yang diketahui, segala pelayanan dari Google tidak bisa diakses dari China. Ini adalah bentuk proteksi pemerintah China untuk menyaring informasi dari luar, program ini disebut The Golden Shield Project atau lebih dikenal dengan nama The Great Firewall. Dari satu alasan itu saja sudah terlihat jelas mengapa Google tidak bisa menguasai China. Mesin pencari lain seperti Yahoo juga tidak dapat menandingi kepopuleran Baidu. Baidu menawarkan konten lokal yang lebih update dan terpercaya. Hal itu saya lihat dari rute bus dan kereta di dalam negeri. Baidu Maps menawarkan rute yang lebih baik dan cepat. Itulah pengalaman saya dalam menggunakan Baidu.
Bagaimana dengan Naver-nya Korea Selatan? Sebagai pendatang yang tinggal 1,5 tahun di sini, saya bisa katakan naver itu dapat empat jempol tangan. Walaupun Google masih bisa diakses bebas disini, tetap saja orang Korea hampir selalu menggunakan Naver untuk mencari segala informasi. Menurut saya, konten lokal di Naver jauh lebih kaya dibanding Google. Mungkin disebabkan situs korea memiliki proteksi sehingga Google tidak bisa meng-index situs tersebut.
Saya akan berikan contoh keunggulan Naver dibandingkan Google. Saya akan menggunakan rekomendasi rute lagi sebagai perbandingan karena fitur ini adalah fitur yang paling sering saya gunakan di naver. Saya ingin mencari rute perjalanan dari Busan Station ke Pusan National University menggunakan huruf hangeul. Keduanya menampilkan hasil yang jauh berbeda. Di Google Maps, saya hanya mendapatkan dua rekomendasi rute perjalanan mengunakan transportasi umum. Saya tidak mendapatkan rekomendasi untuk kendaraan pribadi, sepeda, ataupun jalan kaki. Sedangkan Naver memberikan informasi yang lebih dari saya butuhkan. Tersedia informasi rute rekomendasi dari kendaraan pribadi, kendaraan umum, sepeda, dan jalan kaki. Pada rekomendasi kendaraan pribadi, Naver memberikan informasi perkiraan harga yang dibayar apabila menggunakan taksi dan perkiraan harga BBM apabila menggunakan kendaraan pribadi. Setiap petunjuk memiliki gambaran seperti Google Street View dan Live CCTV apabila di jalan tersebut terdapat CCTV. Naver juga memberikan informasi harga total kendaraan umum yang dinaiki untuk ke tempat tujuan. Lengkap sekali bukan?
Itu hanyalah satu dari sekian banyak keunggulan Naver. Fasilitas lainnya diantaranya adalah Naver Translate. Banyak kata-kata atau kalimat bahasa korea yang tidak dapat dikenali di Google Translate. Di Naver Translate juga disediakan contoh kalimat penggunaan kata tersebut. Berasa promosi Naver yak. hehehe
Kedua situs sama seperti Google, diawali dengan penemuan algoritma pencarian atau pengindeksan situs untuk mesin pencarian mereka. Dari satu point, mereka berkembang ke pelayanan-pelayanan yang lain dan fokus dan fokus ke konten lokal.
Bagaimana dengan Indonesia? Untuk saat ini, semua aspek masih dikuasai oleh Google dan anak-anaknya. Bahkan blogger yang saya gunakan ini juga milik Google(atau Alphabet sebagai pemilik sebenarnya). Sepengetahuan saya, karena saya juga jarang buka situs Indonesia, Kaskus memiliki potensi besar untuk berkembang lagi. Tapi poin yang paling penting adalah menemukan algoritma pencarian yang bisa mengindeks situs-situs Indonesia dengan baik. Semoga ada inisiator yang mengawali langkah ini. Yang tahu Indonesia adalah bangsa Indonesia sendiri bukan?
Versi Google Maps |
Versi Naver |
Komentar
Posting Komentar