Langsung ke konten utama

Bedah Buku "Ranah 3 Warna" bersama A. Fuadi

Hari ini adalah hari spesial untuk saya dan kemungkinan besar juga beberapa teman saya yang mengikuti acara bedah buku "Ranah 3 Warna" yang merupakan acara penutup dari Parade SITC (Studi Islam Teknic Computer). Novel yang berisi motivasi-motivasi tersebut langsung dibedah oleh sang pengarang, A. Fuadi yang telah sukses di novel "Negeri 5 Menara" yang merupakan novel pertama dari trilogi Negeri 5 Menara.


*cover depan*

Dimulai dengan bangun pagi terus cuci-cuci baju, mandi, beli bubur ayam bungkusan dan dibawa ke aula Pascasarjana ITS lantai 3 :)). Malu-malu saya buka itu bungkusan buryam, tetapi rasa lapar mengalahkan rasa malu tersebut yang akhirnya menandaskan semangkok(kira-kira) buryam:Opps:(.

Acara baru dimulai setengah 10-an. Gara-garanya listrik yang galau, kadang mati, kadang nyala. Sebagai akibat (katanya) dari pemadaman listrik bergilir untuk seluruh ITS. Gatau itu bener apa enggak, kayaknya bener melihat fakta-fakta yang terlihat.

Acara pertama, seperti biasa kalau di acara-acara islam, tilawah, kemudian dilanjutkan oleh sambutan-sambutan, dan selanjutnya acara utama yaitu bedah buku :Sokong:(.

Banyak sekali yang diulas dari bedah buku ini, baik dari segi kepenulisan, motivasi dalam pembuatan, juga motivasi-motivasi dalam menjalani pasang surutnya masalah yang ada pada diri kita.

Jika anda sudah membaca buku "Negeri 5 Menara", tentu akan familiar dengan mantera "MAN JADDA WAJADA" yang artinya siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses. Namun di buku kedua ini, ternyata mantera itu tidaklah cukup untuk mencapai keberhasilan. Mengapa? Karena antara usaha dan sukses itu ada jarak. Dan jarak tersebut bermacam-macam, ada yang mungkin hanya 1 meter, atau 100 kilometer. Jarak untuk mencapai sukses tersebut bisa diselesaikan dengan bersabar. Maka muncullah mantera kedua "MAN SHABARA ZHAFIRA" siapa yang dia beruntung. Sabar di sini bukan berarti sabar secara pasrah, tetapi sabar atau istiqomah dalam menjalankan usaha-usaha untuk mencapai sebuah mimpi :).

Pertama-tama, Pak Fuadi menyetel video CV-nya yang Subhanallah, bikin mupeng dan merinding. video sekilas tentang beliau, mulai dari merantau di pondok sampai fotonya di berbagai negara di dunia. Sungguh, envy banget saya, mupeng-semupeng-mupengnya. :wuuu:(Tapi tentu ini juga menambah motivasi saya dan menambah impian saya, kuasai bahasa asing lebih dalam.

Ada beberapa tips yang diberikan oleh Pak Fuadi. Salah satunya adalah bagaimana menjadi pribadi yang sukses?
  1. Memiliki impian yang tinggi. Kalau cari mimpi gak usah tanggung, yang tinggi sekalian, dan tuliskan, biar gak ngawng-ngawang.
  2. Niat kuat dan ikhlas.
  3. Tawwakal, Move on, tidak diam di tempat.
  4. Man jadda wajada, usaha di atas rata-rata orang lain. Jika yang lain belajar sejam, kita dua jam. jika orang lain belajar dua jam, maka kita belajar tiga jam.:Focus:(
  5. Man shabara zhafira. Seperti yang daya jelaskan di atas dan sesungguhnya Allah bersama orang yang sabar.
  6. Dan tidak lupa terus berdoa :D

Ada juga tips-tips dalam menulis ala A. Fuadi.
  1. Why: Untuk apakah kita menulis? temukan tujuan dan niat.
  2. what: apa yang ditulis? hal yang dikuasai bisa kita ceritakan secara mendetail dan jelas. jika tidak mempunyai ilmunya, maka lakukan riset atau cari referensinya.
  3. How? Ya sering baca dan tulis. Tidak lupa secara konsisten, entah 1 halaman per hari, setengah halaman, atau bahkan seperempat halaman. Seperempat halaman pun jika dilakukan selama setahun akan menghasilkan buku kira-kira 100 halaman. lumayan bukan?

Saking banyaknya yang dibahas dan tidak mencatatnya, harap maklum bahwa pembahasan bedah buku sampai disini. Acara ditutup dengan book signing. Yey, dapet tanda tangan dan foto bareng :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[ Kenapa? Series 01] Kenapa rambut ahjumma di korea mayoritas keriting?

Ahjumma (hangeul: 아줌마) adalah panggilan tante atau bibi dalam bahasa korea. Arti sebenarnya adalah wanita yang menikah. Jadi walaupun masih umur 20, kalau udah nikah, bisa dipanggil ahjumma. Kalau sudah dipanggil ahjumma tuh rasanya sudah berasa tua. Kalian-kalian yang sering nonton drama korea mungkin tahu panggilan ini. Sejak saya datang di Korea dan melihat sekeliling, banyak sekali orang tua di sini. Apalagi kata temen korea saya, Busan sudah disebut kota tua. Gara-gara anak mudanya pada ke Seoul semua. Bagaimana penampakan orang tua, khusunya ahjumma di sini? penampakannya kayak gambar di bawah. Gambar ini merupakan gambaran ahjumma pada tahun 1988. Tahun 2016 pun style rambutnya ternyata tidak berubah, yaitu pendek dan dikeriting. Kenapa? *Gambaran Ahjumma di Korea* source: google  Setelah saya bertanya kepada beberapa narasumber, ada beberapa jawaban yang didapat. Yang pertama menunjukkan kalau dia itu sudah tua dan patut dihormati. Dan seperti emak-emak di Indone...

Dari Komik hingga Pengembangan Diri, Inilah Bacaaan Saya Dari Waktu ke Waktu

Kalau ditanya orang apakah hobi saya, biasanya saya jawab olahraga, nonton drama, dan membaca buku. Yang tetap konsisten dari kecil sampai sekarang adalah membaca. Olahraga sebenarnya oke-oke saja kalau diajak tapi motivasi diri semakin menurut sejak menginjak bangku kuliah. Sedangkan nonton drama baru diseriusi saat bangku kuliah dimana akses internet melimpah.  Setelah saya merenung sambil goler-goler di kasur serta dipicu dengan selesai mendengarkan podcast Raditya Dika tentang komik, saya ingin menelusuri bacaan apa saja yang saya konsumsi yang turut serta membentuk pribadi saya. Dimulai dari jaman TK sampai saat ini.  Masa Kecil Ingatan pertama saya tentang buku adalah komik Dragon Ball yang komiknya masih saya simpan sampai sekarang. Seingat saya, saya rewel pengen dibelikan komik padahal saat itu saya belum bisa baca. Akhirnya setelah dibelikan ya minta tolong dibacakan sambil memperhatikan gambarnya yang bagus. Kejadian ini terjadi saat saya masih TK. Dragon Ball menga...

Jepang, Finally...

Tiga tahun yang lalu, demi memenuhi kelengkapan data, untuk pertama kalinya saya mbolang sendirian ke luar kota. Kota tersebut adalah blitar. Tujuan saya adalah mengumpulkan data dan foto-foto di museum bung karno untuk PKM tim saya yaitu APIUS. Dari situ saya mulai merencanakan rute perjalanan, transportasi yang digunakan, dan lain-lain. Namanya juga pertama kali, saya pasti was-was. Sempat nyasar juga dan harus bertanya sana-sini saat berencana untuk pulang. Mbolang berikutnya adalah di Chengdu, China. Kalo dulu ke luar kota sendiri, ini ke luar negeri sendiri, kota yang baru saja didengar, dan tanpa kenalan di sana. Cerita lengkap bisa dilihat di sini dan sini. Dari situ saya belajar mengatur perjalanan, dari transportasi, penginapan, tempat tujuan, dan biaya yang dikeluarkan. Tepat di hari kemerdekaan tahun ini, alhamdulillah saya mbolang lagi, dan lagi-lagi sendirian, ke negara impian sejak kecil, yaitu Jepang. Tepatnya saya mbolang ke Kyoto dan Osaka. Banyak cerita yang ...