Langsung ke konten utama

Tips Merantau di ITS

Tiga semester telah saya habiskan di kota tetangga, Surabaya. Sudah beradaptasi bagaimana caranya bertahan hidup di ITS (lebayyy). Buat adek-adek yang mau masuk sini, saya ada beberapa informasi yang dibutuhkan oleh kalian-kalian. Apa itu?

1. Kos-kosan
Yang namanya perantauan pasti butuh namanya tempat tinggal. Gak mungkin selama minimal 7 semester nginep di mesjid atau rumah temen atau bahkan kosan temen. Ada beberapa spot tempat kos-kosan di sekitar ITS


  • Perumahan Dosen ITS
Ini tempat saya ngekos sekarang. Kos di perumahan dosen itu enak, rindang, banyak pohon. Kalau mau ke kampus juga deket, Berangkat 5 menit sebelum kelas juga bisa. Tapi kekurangannya harganya rada-rada mahal. Tergantung juga sih, pinter-pinternya cari kos-kosan. Kalo ngekos di perumdos juga sulit cari makan, jarang ada warung, kalau mau makan ya ke Keputih atau Gebang. Pengecualian buat di Blok U. Disana ada banayk warung, ada toko kelontong (punya teman saya), ada tambal ban, dll.

Kalau mau cari di perumdos ini, kudu nanya satu-satu. Soalnya di depan rumah tidak diberi tanda itu rumah dikoskan atau enggak. Tanamkan prinsip "Malu bertanya, Gak dapat Kosan".

Semua Blok, kecuali Blok U dekat sama Fakultas Teknik Industri. Sedangkan Blok U yang tempatnya misah sendiri itu deket sama Fakultas Teknik Kelautan, Teknik Informatika, sama Despro
  • Gebang
Gebang itu adalah sebuah jalan kecil, pusatnya kos-kosan sama warung di deket ITS. Harga kos-kosan disana termasuk murah 200.000 ribu kayaknya udah dapet. Tapi kondisi lingkunganya yang rawan macet gara-gara banyaknya kendaraaan mahasiswa lalu lalang buat cari makan dan kuliah. Terus rumah-rumahnya yang rapet-rapet bikin suasana sesek disana.

Jalan Gebang ini cocok untu mahasiswa Sistem Informasi, Teknik Industri, dan FTSP.
  • Keputih
Hampir sama seperti di Gebang, Keputih kaya akan Warung Makan dan kos-kosan. Harganya juga relatif murah. Deket Sakinah, Supermarket andalannya mahasiswa. Warungnya lebih beragam, tinggal pilih. Kekurangannya adalah kondisi lingkungannya yg tidak begitu higienis. Banyak bau dari got-got. Maklum, desa di pinggir kota.

Daerah ini berada di luar ITS, jadi kalau mau ngekos disini kudu jalan lumayan jauh. Mahasiswa Sistem Informasi yang tidak punya kendaraan jangan berani-beraninya ngekos disini, jalan dari ujung kampus, ke ujung yang lain hasilnya.
  • Mulyosari
Mulyosari adalah daerah perumahan di sebelah utara ITS. Kalau mau ngekos disini siap-siap duit banyak. Harganya sekitar 500.000-an, bisa lebih mahal, bisa lebih murah. Kawasannya bersih, rindang, deket East COst, yang suka nonton bisa kesini. Terus deket restoran siap saji, KFC,McD, dan Pizza Hut ada di satu tempat. Kalau mau yang murah ya tinggal cari di warung-warung pinggiran

Tempatnya jauh dari kampus, sedeket-deketnya yaitu PENS sama PPNS

*Ancer-ancer Daerah Kos di ITS*


Sekian dulu.

Komentar

  1. salam, ada CP untuk pengelola kost2an tersebut ?

    BalasHapus
  2. maaf, tidak ada. Biasanya langsung cari ke tempatnya, sekalian lihat kondisi kamarnya

    BalasHapus
  3. Nice Info :) Banyak membantu :) . Oia salam kenal ya kak. Aku dari SMA 10 Malang, mau masuk ITS juga.. Folback blogku juga ya abdinio.blogspot.com

    BalasHapus
  4. makasih. salam kenal juga :). mau masuk mana dek?

    BalasHapus
  5. Aku lg membutuhkan kosan untuk cewek 1 kamar.. Ada info tdk? Kalau ada email ke aku yaa di arniskusuma@gmail.com makasih :D

    BalasHapus
  6. Kalaucalon mahasiswa informatika ITS putri lebih baik di mana ya yg paling dekat

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[ Kenapa? Series 01] Kenapa rambut ahjumma di korea mayoritas keriting?

Ahjumma (hangeul: 아줌마) adalah panggilan tante atau bibi dalam bahasa korea. Arti sebenarnya adalah wanita yang menikah. Jadi walaupun masih umur 20, kalau udah nikah, bisa dipanggil ahjumma. Kalau sudah dipanggil ahjumma tuh rasanya sudah berasa tua. Kalian-kalian yang sering nonton drama korea mungkin tahu panggilan ini. Sejak saya datang di Korea dan melihat sekeliling, banyak sekali orang tua di sini. Apalagi kata temen korea saya, Busan sudah disebut kota tua. Gara-gara anak mudanya pada ke Seoul semua. Bagaimana penampakan orang tua, khusunya ahjumma di sini? penampakannya kayak gambar di bawah. Gambar ini merupakan gambaran ahjumma pada tahun 1988. Tahun 2016 pun style rambutnya ternyata tidak berubah, yaitu pendek dan dikeriting. Kenapa? *Gambaran Ahjumma di Korea* source: google  Setelah saya bertanya kepada beberapa narasumber, ada beberapa jawaban yang didapat. Yang pertama menunjukkan kalau dia itu sudah tua dan patut dihormati. Dan seperti emak-emak di Indone...

Dari Komik hingga Pengembangan Diri, Inilah Bacaaan Saya Dari Waktu ke Waktu

Kalau ditanya orang apakah hobi saya, biasanya saya jawab olahraga, nonton drama, dan membaca buku. Yang tetap konsisten dari kecil sampai sekarang adalah membaca. Olahraga sebenarnya oke-oke saja kalau diajak tapi motivasi diri semakin menurut sejak menginjak bangku kuliah. Sedangkan nonton drama baru diseriusi saat bangku kuliah dimana akses internet melimpah.  Setelah saya merenung sambil goler-goler di kasur serta dipicu dengan selesai mendengarkan podcast Raditya Dika tentang komik, saya ingin menelusuri bacaan apa saja yang saya konsumsi yang turut serta membentuk pribadi saya. Dimulai dari jaman TK sampai saat ini.  Masa Kecil Ingatan pertama saya tentang buku adalah komik Dragon Ball yang komiknya masih saya simpan sampai sekarang. Seingat saya, saya rewel pengen dibelikan komik padahal saat itu saya belum bisa baca. Akhirnya setelah dibelikan ya minta tolong dibacakan sambil memperhatikan gambarnya yang bagus. Kejadian ini terjadi saat saya masih TK. Dragon Ball menga...

Jepang, Finally...

Tiga tahun yang lalu, demi memenuhi kelengkapan data, untuk pertama kalinya saya mbolang sendirian ke luar kota. Kota tersebut adalah blitar. Tujuan saya adalah mengumpulkan data dan foto-foto di museum bung karno untuk PKM tim saya yaitu APIUS. Dari situ saya mulai merencanakan rute perjalanan, transportasi yang digunakan, dan lain-lain. Namanya juga pertama kali, saya pasti was-was. Sempat nyasar juga dan harus bertanya sana-sini saat berencana untuk pulang. Mbolang berikutnya adalah di Chengdu, China. Kalo dulu ke luar kota sendiri, ini ke luar negeri sendiri, kota yang baru saja didengar, dan tanpa kenalan di sana. Cerita lengkap bisa dilihat di sini dan sini. Dari situ saya belajar mengatur perjalanan, dari transportasi, penginapan, tempat tujuan, dan biaya yang dikeluarkan. Tepat di hari kemerdekaan tahun ini, alhamdulillah saya mbolang lagi, dan lagi-lagi sendirian, ke negara impian sejak kecil, yaitu Jepang. Tepatnya saya mbolang ke Kyoto dan Osaka. Banyak cerita yang ...