Langsung ke konten utama

Minggu pertama di Busan

안녕하세요..

Kedatangan
Alhamdulillah. Sudah seminggu saya berada di Busan, kota terbesar kedua di Korea Selatan. Saya datang Jumat, 27 Februari 2015 di Gimhae International Aiport. Saya datang bersama dua teman yang kebetulan bertemu di Surabaya, yaitu Jojo dan Vina. Kebetulan mereka mendapat kesempatan exchange di Busan. Sebelumnya di Kuala Lumpur, saya juga bertemu dua anak ITS yang exhange ke Seoul. Saya yang awalnya berangkat sendiri, berakhir dengan perjalanan bersama teman-teman. Allah memang selalu punya rencana untuk hamba-Nya.

 *nge-McD dulu di KLIA2, Kuala Lumpur*


Sampai di Gimhae jam 08.00 KST dengan suhu -2 derajat celcius. Jadi otomotis komentar pertama saya di Korea adalah dingiiiiin banget. Dan saya gak bawa jaket winter karena katanya udah jaket lungsuran dari senior (gak bondo banget). Dari gimhae, saya naik subway untuk pertama kalinya menuju PNU, tempat saya kuliah. Sampai di PNU, saya rehat sebentar di one roomnya Mbak Titus, kemudian langsung capcus ke wisudanya Mbak Titus dan ditraktir makan semacam sup tahu pake pasta merah khas korea. Itu makanan pertama saya di Korea dan saya gak tahu namanya = ='.


*Gimhae International Airport*

*Pintu Tunggu Subway*

*Pintu Keluar Subway*

*Tarian Tradisional Korea*

Pindahan ke Asrama
Malamnya di hari yang sama, saya otong-otong koper dengan Lena, teman sekamar saya dibantu dengan teman-teman PNU-ISO yang lain. Saya dan Lena mendapatkan asrama di Wongbee Hall B. Kamar di Asrama Wongbee ini bagus. Fasilitasnya ada meja belajar, kasur, lemari, lemari sepatu, penghangat, kamar mandi dalam. Di asramanya sendiri ada fasilitas laundry, lounge, gym, restaurant, konsultasi pelajaran, dll. Untuk yang muslim, disediakan mushola dan Halal Kitchen di Wongbee Hall A. syaratnya kita harus mendaftar terlebih dahulu dan membuktikan bahwa agama kita adalah Islam. Kelemahan dari asrama ini adalah posisinya yang berada di tempat paling atas di PNU, jauh dari keramaian. Kalau mau belanja, kami harus turun gunung dulu.


*Asrama Wongbee B*

*Kondisi Kamar Asrama*

Belanja
Esok harinya, Sabtu, 28 Februari 2015, Saya dan Lena langsung keluar keliling-keliling Busan. Targetnya adalah beli barang-barang kebutuhan kamar dan baju. Persinggahan pertama adalah NC. Kalau di ITS, ada sakinah, di PNU ada NC, mall di sebelah pintu utama PNU. Disana saya dan Lena ngecek harga-harga barang, dari selimut sampai detergen. Di sini kami masih ngecek harga, nanti akan dibandingkan ke toko lainnya untuk mendapatkan harga terbaik.  

Persinggahan kedua adalah Nampo-dong. Di sini adalah pusat pertokoan di Busan. Banyak toko-toko semacam distro di Bandung berjejeran di sini. Pas saya datang, lagi banyak diskon bertebaran gara-gara sekarang adalah minggu-minggu pergantian winter ke spring, jadi mereka lagi ngabisin stok baju winter. Tapi dari sananya saya gak terlalu lapar mata lihat baju, saya cuma beli tiga buah kaos kaki.


*Pertokoan Nampo-dong*

Dari Nampo-dong, kami menuju HomePlus di Oncheonjang, semacam hypermart atau giant. Disini kami dapat detergen dan pewangi promo. Beli 1 dapat 2. Pulangnya kami membawa kantong besar yang harus dibawa berdua biar tidak keberatan.

Dari HomePlus, kita menuju arah pulang. Tapi tidak langsung pulang, kami mampir dulu ke Daiso, tempat semacam Sakinah di Surabaya atau Sardo di Malang. Disitu kami beli barang-barang untuk kebutuhan kamar, seperti sikat, hanger, tempat baju kotor, dll. Barang belanja pun semakin bertambah. Kami bawa ke NC dengan jeda istirahat tiap 50 meter.

Kembali lagi ke NC, saya membeli selimut, bantal, dan sarung bantal karena disana sedang ada diskon. Sengaja diakhirkan karena tidak ingin bawa banyak barang saat jalan-jalan di Nampo atau HomePlus. Dengan tumpukan belanja yang semakin menggunung, kami memutuskan untuk ke asrama dengan taksi. Kami sudah tidak kuat lagi menggotong belanjaan naik ke asrama.

Demikian dua hari pertama saya di Busan. Penuh dengan jalan-jalan.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Fakta Korea
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
- Tempat belanja tidak menyediakan kresek secara gratis. Kasir biasanya tanya apakah butuh kresek, kalau iya, nantinya harga kresek tersebut akan dimasukkan ke struk pembelian
- Sepanjang pengamatan, hampir seluruh orang korea yang berpergian sendirian yang saya termui di subway selalu memandang layar smartphonenya. Tidak ada yang kelihatan bengong atau lainnya.
- Kebanyakan orang korea tidak bisa bahasa inggris. Jadi siapkan mental dan bahasa tubuh kalo mau kesini tanpa bekal bahasa.
- Kalau naik taksi, sopirnya tidak membantu. Jadi kita harus tanggung jawab dengan barang kita sendiri.

CMIIW :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[ Kenapa? Series 01] Kenapa rambut ahjumma di korea mayoritas keriting?

Ahjumma (hangeul: 아줌마) adalah panggilan tante atau bibi dalam bahasa korea. Arti sebenarnya adalah wanita yang menikah. Jadi walaupun masih umur 20, kalau udah nikah, bisa dipanggil ahjumma. Kalau sudah dipanggil ahjumma tuh rasanya sudah berasa tua. Kalian-kalian yang sering nonton drama korea mungkin tahu panggilan ini. Sejak saya datang di Korea dan melihat sekeliling, banyak sekali orang tua di sini. Apalagi kata temen korea saya, Busan sudah disebut kota tua. Gara-gara anak mudanya pada ke Seoul semua. Bagaimana penampakan orang tua, khusunya ahjumma di sini? penampakannya kayak gambar di bawah. Gambar ini merupakan gambaran ahjumma pada tahun 1988. Tahun 2016 pun style rambutnya ternyata tidak berubah, yaitu pendek dan dikeriting. Kenapa? *Gambaran Ahjumma di Korea* source: google  Setelah saya bertanya kepada beberapa narasumber, ada beberapa jawaban yang didapat. Yang pertama menunjukkan kalau dia itu sudah tua dan patut dihormati. Dan seperti emak-emak di Indone...

Dari Komik hingga Pengembangan Diri, Inilah Bacaaan Saya Dari Waktu ke Waktu

Kalau ditanya orang apakah hobi saya, biasanya saya jawab olahraga, nonton drama, dan membaca buku. Yang tetap konsisten dari kecil sampai sekarang adalah membaca. Olahraga sebenarnya oke-oke saja kalau diajak tapi motivasi diri semakin menurut sejak menginjak bangku kuliah. Sedangkan nonton drama baru diseriusi saat bangku kuliah dimana akses internet melimpah.  Setelah saya merenung sambil goler-goler di kasur serta dipicu dengan selesai mendengarkan podcast Raditya Dika tentang komik, saya ingin menelusuri bacaan apa saja yang saya konsumsi yang turut serta membentuk pribadi saya. Dimulai dari jaman TK sampai saat ini.  Masa Kecil Ingatan pertama saya tentang buku adalah komik Dragon Ball yang komiknya masih saya simpan sampai sekarang. Seingat saya, saya rewel pengen dibelikan komik padahal saat itu saya belum bisa baca. Akhirnya setelah dibelikan ya minta tolong dibacakan sambil memperhatikan gambarnya yang bagus. Kejadian ini terjadi saat saya masih TK. Dragon Ball menga...

Jepang, Finally...

Tiga tahun yang lalu, demi memenuhi kelengkapan data, untuk pertama kalinya saya mbolang sendirian ke luar kota. Kota tersebut adalah blitar. Tujuan saya adalah mengumpulkan data dan foto-foto di museum bung karno untuk PKM tim saya yaitu APIUS. Dari situ saya mulai merencanakan rute perjalanan, transportasi yang digunakan, dan lain-lain. Namanya juga pertama kali, saya pasti was-was. Sempat nyasar juga dan harus bertanya sana-sini saat berencana untuk pulang. Mbolang berikutnya adalah di Chengdu, China. Kalo dulu ke luar kota sendiri, ini ke luar negeri sendiri, kota yang baru saja didengar, dan tanpa kenalan di sana. Cerita lengkap bisa dilihat di sini dan sini. Dari situ saya belajar mengatur perjalanan, dari transportasi, penginapan, tempat tujuan, dan biaya yang dikeluarkan. Tepat di hari kemerdekaan tahun ini, alhamdulillah saya mbolang lagi, dan lagi-lagi sendirian, ke negara impian sejak kecil, yaitu Jepang. Tepatnya saya mbolang ke Kyoto dan Osaka. Banyak cerita yang ...