Langsung ke konten utama

[Kenapa? Series 02] Kenapa orang-orang suka ngeliatin vlogs orang tak dikenal?

Vlogging adalah kepanjangan dari video blogging. Bersumber dari Wikipedia, definisinya seperti ini
Video-Blogging, atau bisa disingkat vlogging (diucapkan Vlogging, bukan V-logging), atau vidblogging, merupakan suatu bentuk kegiatan blogging dengan menggunakan medium video di atas penggunaan teks atau audio sebagai sumber media utama. Berbagai perangkat seperti ponsel berkamera, kamera digital yang bisa merekam video, atau kamera murah yang dilengkapi dengan mikrofon merupakan modal yang mudah untuk melakukan aktivitas video blogging.
Nonton vlog itu kayak nonton kegiatan sehari-harinya orang asing. Kurang kerjaan bukan? Bukannya sama kayak nonton nikahan atau lahiran orang di tv? Tapi kenapa banyak orang yang nonton? Bahkan ada orang yang pekerjaan utamanya vlogging, kayak keluarga shaytard.

Pertanyaan ini bermula dari hobi saya, yaitu nonton youtube. Saya sering menggunakan kata kunci "indonesian food" saat iseng-iseng dan tidak ada video rekomendasi yang menarik. Kenapa? karena saya kangen makan masakan indonesia dan ingin tahu reaksi orang luar kalau makan. Tidak bisa makan dan membuatnya, terpaksalah hanya menonton video orang makannya saja. Nah, berdasarkan alasan saya saja sudah kelihatan kan kalau kurang kerjaan, atau mungkin bisa dibilang rasa ingin tahu yang tidak penting.

Dari kata kunci situ, saya menemukan vlognya Steph Choi, orang campuran jepang-korea yang ketika videonya saya tonton, sedang pertukaran pelajar di Seoul National University. Steph diajak teman indonesianya untuk makan pecel lele sama soto ayam di rumah makan Indonesia. Dia makan dengan nikmat di video itu dan saya hanya menelan ludah melihatnya (mungkin ini alasan yang bikin mukbang bisa populer, buat orang-orang yang suka nontonin orang makan).

Beberapa bulan berlalu, saya cari video tentang makanan indonesia lagi dan menemukan Steph upload video judulnya "Indonesian Food in Indonesia". Melihat judul itu muncul pertanyaan, dia lagi di Indonesia??? Jawabannya adalah iya. Dia akan tinggal di indonesia untuk setahun ke depan. Saya melihat video terbarunya dan menemukan bahwa dia upload video di Indonesia setiap hari. Ditambah lagi tiap video ada bagian makanan indonesia, mengobati rasa kangen saya sama makanan Indonesia walaupun hanya video. Jadi kesimpulannya, kombinasi antara saya kangen masakan indonesia, Steph bikin vlog tiap hari tentang indonesia beserta makanannya, plus reaksinya yang lucu bikin saya subscribe channelnya. Sekian curhatnya. 

Lanjut ke fakta atau opini tentang vlog. Saya menemukan sebuah artikel blog yang judulnya "Why do we watch vlogs?". Sang penulis memiliki pertanyaan yang sama dengan saya. Dari web itu dan beberapa pendapat pribadi saya, alasan orang suka menonton vlogs adalah:
  • Hiburan di kala suntuk
  • Pengetahuan. Pengalaman adalah guru terbaik bukan? lihat pengalaman orang lain juga bisa menambah pengetahuan kita
  • Kepo atau rasa ingin tahu. Seperti saya yang penasaran tentang pendapat bule tentang Indonesia atau tentang tujuan jalan-jalan di Korea.
  • Lebih nyata atau rasional karena memang dari kehidupan sehari-hari
  • Vloggers sering interaksi langsung ke penontonnya dan bisa akrab. Rasa-rasanya seperti sahabat pena lah.
  • Memberi semangat. Karena vloggernya orang yang optimis, kita pun ikutan optimis.
Dari alasan-alasan di atas, seorang vlogger bisa lebih terkenal dari artis yang di tipi-tipi dan bisa dijadikan sebuah profesi hits abad ini. Mau ikutan vlogging juga? silakan. Untuk saya, blogging sudah cukup. Tujuannya sama, buat curhat :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[ Kenapa? Series 01] Kenapa rambut ahjumma di korea mayoritas keriting?

Ahjumma (hangeul: 아줌마) adalah panggilan tante atau bibi dalam bahasa korea. Arti sebenarnya adalah wanita yang menikah. Jadi walaupun masih umur 20, kalau udah nikah, bisa dipanggil ahjumma. Kalau sudah dipanggil ahjumma tuh rasanya sudah berasa tua. Kalian-kalian yang sering nonton drama korea mungkin tahu panggilan ini. Sejak saya datang di Korea dan melihat sekeliling, banyak sekali orang tua di sini. Apalagi kata temen korea saya, Busan sudah disebut kota tua. Gara-gara anak mudanya pada ke Seoul semua. Bagaimana penampakan orang tua, khusunya ahjumma di sini? penampakannya kayak gambar di bawah. Gambar ini merupakan gambaran ahjumma pada tahun 1988. Tahun 2016 pun style rambutnya ternyata tidak berubah, yaitu pendek dan dikeriting. Kenapa? *Gambaran Ahjumma di Korea* source: google  Setelah saya bertanya kepada beberapa narasumber, ada beberapa jawaban yang didapat. Yang pertama menunjukkan kalau dia itu sudah tua dan patut dihormati. Dan seperti emak-emak di Indone...

Dari Komik hingga Pengembangan Diri, Inilah Bacaaan Saya Dari Waktu ke Waktu

Kalau ditanya orang apakah hobi saya, biasanya saya jawab olahraga, nonton drama, dan membaca buku. Yang tetap konsisten dari kecil sampai sekarang adalah membaca. Olahraga sebenarnya oke-oke saja kalau diajak tapi motivasi diri semakin menurut sejak menginjak bangku kuliah. Sedangkan nonton drama baru diseriusi saat bangku kuliah dimana akses internet melimpah.  Setelah saya merenung sambil goler-goler di kasur serta dipicu dengan selesai mendengarkan podcast Raditya Dika tentang komik, saya ingin menelusuri bacaan apa saja yang saya konsumsi yang turut serta membentuk pribadi saya. Dimulai dari jaman TK sampai saat ini.  Masa Kecil Ingatan pertama saya tentang buku adalah komik Dragon Ball yang komiknya masih saya simpan sampai sekarang. Seingat saya, saya rewel pengen dibelikan komik padahal saat itu saya belum bisa baca. Akhirnya setelah dibelikan ya minta tolong dibacakan sambil memperhatikan gambarnya yang bagus. Kejadian ini terjadi saat saya masih TK. Dragon Ball menga...

Jepang, Finally...

Tiga tahun yang lalu, demi memenuhi kelengkapan data, untuk pertama kalinya saya mbolang sendirian ke luar kota. Kota tersebut adalah blitar. Tujuan saya adalah mengumpulkan data dan foto-foto di museum bung karno untuk PKM tim saya yaitu APIUS. Dari situ saya mulai merencanakan rute perjalanan, transportasi yang digunakan, dan lain-lain. Namanya juga pertama kali, saya pasti was-was. Sempat nyasar juga dan harus bertanya sana-sini saat berencana untuk pulang. Mbolang berikutnya adalah di Chengdu, China. Kalo dulu ke luar kota sendiri, ini ke luar negeri sendiri, kota yang baru saja didengar, dan tanpa kenalan di sana. Cerita lengkap bisa dilihat di sini dan sini. Dari situ saya belajar mengatur perjalanan, dari transportasi, penginapan, tempat tujuan, dan biaya yang dikeluarkan. Tepat di hari kemerdekaan tahun ini, alhamdulillah saya mbolang lagi, dan lagi-lagi sendirian, ke negara impian sejak kecil, yaitu Jepang. Tepatnya saya mbolang ke Kyoto dan Osaka. Banyak cerita yang ...