Langsung ke konten utama

Sinetron Sekolah Indonesia. Bagaimana Kabarnya?

Minggu-minggu lagi saya lagi keranjingan yang namanya drama The Queen's Classroom. Gara-gara ini juga saya nyepam kemana-mana promosoin ini drama. Teman saya pernah bilang, kalau masalah korea gini aja chat saya bisa jadi puanjang, coba kalau yan lain, paling cuma beberapa kata aja XP. Lagunya Shinee juga saya puter terus di playlist. sekarang ditambah ada versi vocalnya.

Seperti yang sudah saya ceritakan di postingan sebelumnya, drama ini memiliki genre sekolah. Sudah cukup banyak drama-drama sekolah yang beredar. Di Jepang ada Gokusen, GTO, Dragon Zakura, dll. Di Korea ada Serial School, Dream High, The Queen's Classroom, dll. Kalau di Indonesia ada Cinta Cenat Cenut sama Hanya Kamu kalau gak salah yang hit beberapa tahun belakangan, gak pernah lihat soalnya.

Ada satu drama sekolah yang menurut saya menarik untuk diadaptasi di Indonesia, yaitu Serial School. Menurut review-review yang saya baca, School ini menceritakan kehidupan anak sekolah di Korea yang sebenarnya. Bagaimana sekolah di sana dan problematikanya. Ada yang berandalan, ada yang perfeksionis, ada yang selalu dianiaya, dan lain-lain. Dari masalah-masalah mereka, ada guru yang membimbingnya supaya bisa meneruskan sekolahnya dengan baik. Menurut saya, drama ini rasional banget, gak seperti drama gto yang dari preman jadi guru, atau dragon zakura dengan gaya pembelajarannya yang gak biasa.

Kalau drama dengan tema seperti School ini diadaptasi di Indonesia tentu sangat menarik. Banyak sekali masalah-masalah pendidikan yang ada di Indonesia dan mungkin hanya beberapa orang yang tau. Misalnya aja penyebaran kunci jawaban ujian, contek mencontek, baca komik pas pelajaran , dan masih banyak lagi. Dengan dibuatnya drama realita ini akan membuka mata penduduk Indonesia bagaimana kondisi pendidikan Indonesia sehingga bisa menjadi instropeksi baik untuk pemerintah, guru, murid, orang tua, maupun masyarakat.

Saya tidak tahu kondisi sinetron Indonesia saat ini. Saya trauma dengan tema cerita yang sama dan gak selesai-selesai. Mungkin tema realita sekolah ini bisa menjadi angin penyegar untuk sinetron indonesia. Syutingnya kan paling-paling di sekolah, jadi gak butuh duit banyak (mungkin) dibanding tema-tema seperti kedokteran, legenda, atau hukum yang banyak bertebaran di drama asia lainnya. Mungkin yang sulit adalah keberanian untuk menguak aib-aib dunia pendidikan. Tapi berita sama infotainment sekarang yang disiarin tentang aib-aib juga, jadi kayaknya gak sulit banget. Yang pasti butuh riset sehingga tidak menimbulkan fitnah di kemudian hari.

Semoga tulisan ini dibaca seorang produser dan akhirnya direalisasikan :P

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[ Kenapa? Series 01] Kenapa rambut ahjumma di korea mayoritas keriting?

Ahjumma (hangeul: 아줌마) adalah panggilan tante atau bibi dalam bahasa korea. Arti sebenarnya adalah wanita yang menikah. Jadi walaupun masih umur 20, kalau udah nikah, bisa dipanggil ahjumma. Kalau sudah dipanggil ahjumma tuh rasanya sudah berasa tua. Kalian-kalian yang sering nonton drama korea mungkin tahu panggilan ini. Sejak saya datang di Korea dan melihat sekeliling, banyak sekali orang tua di sini. Apalagi kata temen korea saya, Busan sudah disebut kota tua. Gara-gara anak mudanya pada ke Seoul semua. Bagaimana penampakan orang tua, khusunya ahjumma di sini? penampakannya kayak gambar di bawah. Gambar ini merupakan gambaran ahjumma pada tahun 1988. Tahun 2016 pun style rambutnya ternyata tidak berubah, yaitu pendek dan dikeriting. Kenapa? *Gambaran Ahjumma di Korea* source: google  Setelah saya bertanya kepada beberapa narasumber, ada beberapa jawaban yang didapat. Yang pertama menunjukkan kalau dia itu sudah tua dan patut dihormati. Dan seperti emak-emak di Indone...

Dari Komik hingga Pengembangan Diri, Inilah Bacaaan Saya Dari Waktu ke Waktu

Kalau ditanya orang apakah hobi saya, biasanya saya jawab olahraga, nonton drama, dan membaca buku. Yang tetap konsisten dari kecil sampai sekarang adalah membaca. Olahraga sebenarnya oke-oke saja kalau diajak tapi motivasi diri semakin menurut sejak menginjak bangku kuliah. Sedangkan nonton drama baru diseriusi saat bangku kuliah dimana akses internet melimpah.  Setelah saya merenung sambil goler-goler di kasur serta dipicu dengan selesai mendengarkan podcast Raditya Dika tentang komik, saya ingin menelusuri bacaan apa saja yang saya konsumsi yang turut serta membentuk pribadi saya. Dimulai dari jaman TK sampai saat ini.  Masa Kecil Ingatan pertama saya tentang buku adalah komik Dragon Ball yang komiknya masih saya simpan sampai sekarang. Seingat saya, saya rewel pengen dibelikan komik padahal saat itu saya belum bisa baca. Akhirnya setelah dibelikan ya minta tolong dibacakan sambil memperhatikan gambarnya yang bagus. Kejadian ini terjadi saat saya masih TK. Dragon Ball menga...

Jepang, Finally...

Tiga tahun yang lalu, demi memenuhi kelengkapan data, untuk pertama kalinya saya mbolang sendirian ke luar kota. Kota tersebut adalah blitar. Tujuan saya adalah mengumpulkan data dan foto-foto di museum bung karno untuk PKM tim saya yaitu APIUS. Dari situ saya mulai merencanakan rute perjalanan, transportasi yang digunakan, dan lain-lain. Namanya juga pertama kali, saya pasti was-was. Sempat nyasar juga dan harus bertanya sana-sini saat berencana untuk pulang. Mbolang berikutnya adalah di Chengdu, China. Kalo dulu ke luar kota sendiri, ini ke luar negeri sendiri, kota yang baru saja didengar, dan tanpa kenalan di sana. Cerita lengkap bisa dilihat di sini dan sini. Dari situ saya belajar mengatur perjalanan, dari transportasi, penginapan, tempat tujuan, dan biaya yang dikeluarkan. Tepat di hari kemerdekaan tahun ini, alhamdulillah saya mbolang lagi, dan lagi-lagi sendirian, ke negara impian sejak kecil, yaitu Jepang. Tepatnya saya mbolang ke Kyoto dan Osaka. Banyak cerita yang ...